Penyakit diabetes atau lebih dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Walaupun awalnya penyakit ini merupakan penyakit turunan dan banyak diderita oleh orang lanjut usia, namun belakangan ini banyak anak muda yang menderita penyakit ini karena perilaku gaya hidup tak sehat seperti kegemukan.

Sebetulnya penyakit diabetes ini ada 2 jenis, yaitu diabetes melitus dan diabetes insipidus. Namun pada perkembangannya, istilah diabetes ini lebih banyak digunakan untuk kasus diabetes melitus. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, SehatPlus.org akan membahas segala sesuatu tentang diabetes melitus meliputi pengertian, gejala, dan cara mengatasi diabetes melitus secara umum.

Apa Itu Penyakit Diabetes?

Saat kita makan maka makanan akan dicerna dan dipecah menjadi glukosa dan masuk ke pembuluh darah. Glukosa tsb akan digunakan oleh sel tubuh untuk sumber energi dan pertumbuhan. Namun agar glukosa tsb bisa masuk ke sel tubuh dan menjalankan fungsinya, glukosa memerlukan insulin.

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas. Setelah makan, pankreas secara otomatis akan melepaskan sejumlah insulin untuk memindahkan glukosa darah ke dalam sel dan menyebabkan penurunan kadar gula darah.

Seseorang dikatakan menderita penyakit diabetes bila memiliki jumlah glukosa yang terlalu tinggi di dalam darah atau bahasa kedokterannya disebut hiperglikemia. Penyebabnya bisa karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup, atau tidak dapat memproduksi insulin, atau sel tubuh tidak dapat merespon insulin.

Akibatnya, glukosa menumpuk di peredaran darah. Sebagian kelebihan gula darah ini akan dikeluarkan melalui urin, oleh karena itu kenapa diabetes disebut juga dengan penyakit kencing manis. Jadi dengan adanya gangguan metabolisme ini, walaupun terdapat banyak gula darah, namun sel tubuh tidak dapat menggunakan gula tsb untuk energi dan pertumbuhan.

Kadar gula darah normal adalah berkisar antara 4- 6 mmol/L (72-108 mg/dL) saat puasa atau sampai 7,8 mmol/L (140 mg/dL) saat 2 jam setelah makan.

Orang yang memiliki kadar gula darah tinggi biasanya mengalami sering kencing (poliuria), sering haus (polidipsia) dan sering merasa lapar (polifagia).

Nah bila Anda belakangan ini sering mengalami seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya Anda waspada, mungkin gejala tsb merupakan gejala penyakit diabetes melitus.

Jenis-Jenis Diabetes Melitus

Ada 3 jenis penyakit diabetes melitus, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Nah apakah itu? Yuk simak ulasan berikut ini …

Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh tubuh yang tidak dapat memproduksi insulin. Penderita diabetes tipe 1 biasanya sangat bergantung pada insulin. Penyakit diabetes ini biasanya terjadi sebelum umur 40 tahun dan seringkali muncul saat seseorang menginjak usia remaja atau dewasa. Sekitar 10% penderita diabetes menderita diabetes tipe 1 ini.

Seperti yang disebutkan di atas, penderita penyakit diabetes tipe 1 sangat bergantung pada insulin. Jadi selama masa hidupnya, dia akan memerlukan injeksi insulin. Selain itu, penderita pun harus selalu melakukan cek gula darah untuk memastikan kadar gula darahnya berada di level normal dan melakukan pola diet sehat yang khusus.

Diabetes Melitus Tipe 2

Penyakit diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh tubuh yang tidak dapat memproduksi insulin secara CUKUP atau sel tubuh TIDAK MERESPON pada insulin (atau yang disebut juga dengan resistensi insulin).

Penderita diabetes tipe 2 lebih banyak dibandingkan tipe 1 yaitu sekitar 90% dari jumlah penderita diabetes yang ada.

Berbeda dengan jenis diabetes tipe 1, pada diabetes tipe 2, penderita masih dapat mengontrol gejala diabetes sehingga tidak tergantung pada injeksi insulin. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengendalikan gejala diabetes adalah dengan menurunkan berat badan, melakukan program diet sehat, melakukan olahraga, dan memonitor kadar gula darah.

Walaupun demikian, jenis diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit progresif, artinya secara bertahap akan memburuk dan pada akhirnya perlu asupan insulin dari luar juga, biasanya berupa tablet insulin.

Orang yang kegemukan atau mengalami obesitas memiliki risiko terkena penyakit diabetes tipe 2 lebih tinggi dibandingkan orang dengan berat badan sehat. Terutama orang yang memiliki perut buncit atau lipatan perut memiliki risiko terkena diabetes lebih tinggi.

Jadi hati-hati bagi Anda yang memiliki berat badan berlebih, tidak “aktif” / jarang bergerak, yang suka makan makanan junk food karena risiko terkena penyakit diabetes tipe 2 lebih tinggi. Bahkan minum sekaleng minuman ringan bersoda (non-diet) dapat meningkatkan risiko hingga 22% loh.

Risiko terkena penyakit diabetes tipe 2 juga meningkat seiring pertambahan usia. Selain itu para pria yang memilki kadar hormon testosteron rendah juga memiliki risiko yang tinggi.

kegemukan terutama perut buncit dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes
kegemukan terutama perut buncit dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes (image: northcoastcourier.co.za)

Diabetes Gestasional

Penyakit diabetes gestasional yaitu penyakit diabetes terjadi pada masa kehamilan. Saat hamil, beberapa wanita memiliki kadar glukosa darah yang tinggi dan tubuhnya tak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengubah gula tsb.

Pada umumnya, jenis diabetes ini dapat dikendalikan dengan olahraga dan diet yang tepat. Namun sekitar 10-20% dari penderita penyakit ini memerlukan obat penurun gula darah juga. Penyakit diabetes gestasional yang tidak ditangani atau dibiarkan begitu saja akan berdampak pada kehamilan, meningkatkan risiko komplikasi saat melahirkan yaitu biasaya ukuran bayi lebih besar dibandingkan biasanya.

Baca juga:   Menstruasi Saat Hamil, Mungkinkah?

Wanita yang sering konsumsi lemak hewani dan kolesterol sebelum kehamilan memiliki risiko terkena diabetes gestasional lebih tinggi dibandingkan wanita yang konsumsi makanan rendah lemak dan kolesterol.

Gejala Penyakit Diabetes

Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes yang paling umum terjadi, yaitu:

  • Sering buang air kecil
  • Sering haus
  • Sering lapar
  • Kenaikan berat badan
  • Berat badan turun “tak biasa”
  • Kelelahan
  • Luka dan memar yang tak kunjung sembuh
  • Disfungsi seksual pria
  • Mati rasa, kesemutan di tangan dan kaki

Apakah Itu Pradiabetes?

Kebanyakan kasus penyakit diabetes tipe 2 biasanya diawali dengan kondisi prediabetes, yaitu kondisi dimana kadar gula darah lebih tinggi dari normal namun tak terlalu tinggi untuk dimasukkan dalam kategori diabetes. Kondisi ini juga menunjukkan sel tubuh mulai resisten terhadap insulin.

Walaupun masih dalam tahap awal / tahap prediabetes, namun beberapa kerusakan sistem sirkulasi dan jantung mungkin sudah terjadi.

Cara Mendiagnosa Penyakit Diabetes

Selain dengan melihat gejala diabetes, dokter dapat menentukan seseorang apakah Anda memiliki metabolisme normal, prediabetes, atau terkena diabetes dengan tes berikut ini:

  1. Tes A1C : dikatakan diabetes bila hasilnya >= 6,5%; prediabetes bila hasilnya 5,7 – 5,99%; normal bila hasilnya < 5,7%.
  2. Tes FPG / tes gula puasa: dikatakan diabetes bila hasilnya >= 126mg/dl; prediabetes bila hasilnya antara 100-125,99 mg/dl; normal bila <100 mg/dl. Hasil tak normal pada tes ini menunjukkan ketidaksesuaian kadar glukosa puasa.
  3. Tes OGTT ( oral glucose tolerance test): dikatakan diabetes bila hasilnya >= 200 mg/dl; prediabetes bila hasilnya antara 140-199,9 mg/dl; normal bila hasilnya <140 mg/dl. Hasil tak normal menunjukkan ketidaksesuaian kadar toleransi glukosa.

Cara Mengatasi Diabetes Melitus

Penderita penyakit diabetes dapat hidup normal sepanjang hidupnya dengan pengobatan maupun dengan menerapkan gaya hidup sehat.

  • Cara mengatasi diabetes tipe 1 dapat diatasi dengan injeksi insulin secara teratur yang diikuti dengan diet sehat dan olahraga.
  • Cara mengobati diabetes tipe 2 adalah dengan tablet insulin, diet sehat, olahraga, untuk beberapa kasus injeksi insulin juga kadang diperlukan.
  • Selain dengan pengobatan penurun gula darah / insulin, diet, dan olahraga, ada juga pilihan penanganan diabetes menggunakan operasi lambung.
monitor gula darah merupakan salah satu cara mengontrol penyakit diabetes
monitor gula darah merupakan salah satu cara mengontrol penyakit diabetes (image: diabeticpick.com)

Hati-hati saat melakukan diet dan puasa bagi penderita diabetes, karena penurunan gula darah yang drastis juga akan berakibat fatal. Silahkan konsultasikan ke dokter Anda.

Risiko Komplikasi Penyakit Diabetes

Jika diabetes tidak ditangani dengan baik maka akan meningkatkan risiko komplikasi pada penderita, meliputi:

  • Komplikasi mata seperti glaukoma, katarak, retinopati diabetik, dll.
  • Komplikasi kaki seperti neuropati, luka dan kadang berupa borok bernanah yang memerlukan amputasi untuk penyembuhannya.
  • Komplikasi kulit seperti infeksi kulit dan gangguan kulit lainnya.
  • Gangguan jantung seperti penyakit jantung iskemik yaitu ketika aliran darah ke otot jantung berhenti.
  • Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal, gangguan mata, serangan jantung, dan stroke.
  • Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya.
  • Kehilangan pendengaran atau gangguan pendengaran.
  • Penyakit gusi lebih sering terjadi pada penderita penyakit diabetes.
  • Gastroparesis yaitu otot lambung berhenti bekerja.
  • Ketoasidosis yaitu kombinasi ketosis dan asidosis yaitu terjadinya penumpukan badan keton dan keasaman di dalam darah.
  • Neuropati yaitu kerusakan saraf.
  • HHNS (Hyperosmolar Hyperglycemic Nonketotic Syndrome) yaitu kadar gula darah tiba-tiba naik namun tidak muncul keton di darah ataupun urin. Kondisi ini merupakan kondisi darurat.
  • Nefropati yaitu tekanan darah yang tidak ditangani dengan baik yang dapat memicu penyakit ginjal.
  • PAD (peripheral arterial disease) / penyakit arteri perifer yaitu berupa nyeri di kaki, kesemutan, dan kadang-kadang tak mampu berjalan dengan benar.
  • Stroke yaitu jika tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik maka akan meningkatkan risiko stroke.
  • Gangguan reproduksi pria seperti impotensi.
  • Infeksi, penderita penyakit diabetes akan mudah terkena infeksi.
  • Penyembuhan luka akan memelukan waktu yang lebih lama.

Penutup

Anda sebaiknya berhati-hati bila mengalami gejala seperti sering buang air kecil, sering haus, sering lapar, dan bila memiliki luka / memar yang susah sembuh karena bisa jadi itu adalah gejala penyakit diabetes.

Untuk memastikan Anda terkena diabetes atau tidak sebaiknya periksakan ke dokter. Selain dengan melihat gejalanya, dokter pun akan melakukan tes lab.

Agar hidup normal dan untuk mengatasi penyakit diabetes melitus tipe 1 dapat dengan diet makanan sehat, melakukan olahraga yang tepat, serta melakukan injeksi insulin secara teratur. Sementara untuk menangani diabetes tipe 2 dapat dilakukan dengan makan makanan sehat, selalu bergerak aktif, dan melakukan pengukuran kadar gula secara teratur. Bila diperlukan, diabetes tipe 2 dapat diobati dengan meminum obat penurun gula darah dan / atau insulin untuk mengontrol kadar gula darah.

Karena risiko penyakit kardiovaskular meningkat pada penderita diabetes, sangat penting sekali bagi penderita penyakit diabetes untuk mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol darah selain memonitor gula darah tentunya. Berhenti merokok merupakan langkah bijak dan cermat untuk mengurangi risiko tsb.

Itulah ulasan seputar penyakit diabetes melitus atau penyakit kencing manis. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda akan penyakit ini.

Sumber Referensi:
www.medicalnewstoday.com/info/diabetes