Kanker Ovarium (ovarian cancer) merupakan salah satu penyakit kanker yang menyerang organ kewanitaan ovarium atau indung telur.

Walaupun pengidap penyakit ini hanya sedikit yaitu sekitar 3% dibanding penyakit kanker lainnya namun perlu Anda ketahui bahwa kanker indung telur ini termasuk salah satu penyakit kanker penyebab kematian tertinggi.

Dengan fakta ini sudah seharusnyalah Anda terutama para wanita tetap waspada karena penanganan sedini mungkin tetap merupakan upaya penyembuhan yang paling efektif hingga saat ini.

Mengenali gejala kanker pada wanita adalah salah satu cara deteksi dini untuk mendapatkan penanganan lebih cepat.

Untuk itu pada kesempatan kali ini, Sehat Plus mengajak Anda untuk mempelajari lebih lanjut mengenai apa itu penyakit kanker ovarium, penyebab, faktor risiko, cara pencegahan, dan cara terapinya.

Apa Itu Kanker Ovarium?

Kanker ovarium menunjukan adanya pertumbuhan sel kanker di ovarium / indung telur.

Perlu diketahui bahwa setiap wanita memiliki 2 ovarium di kiri dan kanan rahim (uterus). Ovarium sendiri berfungsi untuk produksi sel telur dan juga hormon (estrogen dan progesteron).

tempat terjadinya kanker ovarium
image: swedish.org

Menurut American Cancer Society, daya tahan hidup penderita penyakit kanker indung telur di negara berkembang hanya 46% saja dan semakin menurun bila mulai dilakukan penanganan pada stadium lanjut.

Sementara menurut National Cancer Institute, jika penyakit ini terdiagnosa lebih awal sebelum terjadi penyebaran tumor maka daya tahan hidupnya bisa mencapai 94%.

Masalahnya pada kebanyakan kasus, gejala kanker ovarium pada stadium awal malah tidak terlihat atau terasa. Oleh karena itu penting sekali kita menghindari faktor risiko penyebab penyakit ini.

Jenis-Jenis Kanker Indung Telur

Berikut ini adalah beberapa jenis kanker ovarium, yaitu:

  • Tumor epitelial, dimana sel kanker terjadi pada lapisan tipis yang menutupi luar ovarium. Sekitar 90% kanker ovarium adalah jenis tumor epitelial.
  • Tumor stromal, dimana sel kanker muncul pada jaringan sel tempat produksi hormon. Jenis tumor ini biasanya dapat terdiagnosa lebih awal dibandingkan jenis kanker indung telur lainnya. Sebanyak 7% kanker ovarium adalah jenis tumor stromal.
  • Tumor germinal, dimana sel kanker muncul pada tempat produksi sel telur. Jenis kanker indung telur ini jarang terjadi dan bila terjadi biasanya pada wanita muda.

Gejala Kanker Ovarium

Pada stadium awal, biasanya jenis penyakit kanker indung telur hanya menunjukkan sedikit gejala dan bahkan tanpa gejala sama sekali.

Kebanyakan penderita mengira bahwa gejala yang dialaminya merupakan gejala kondisi kesehatan lainnya seperti gejala PMS (premenstrual syndrome), iritasi usus, atau gangguan kandung kemih sementara.

Namun bila gejala tsb sering muncul atau gejala tsb memburuk maka Anda sudah sepatutnya waspada bahwa gejala tsb adalah tanda-tanda kanker ovarium.

Berikut ini adalah beberapa gejala kanker ovarium yang dapat terjadi pada stadium awal, yaitu

tanda tanda kanker ovarium
Gejala Kanker Ovarium (image: sharecare.com)

Dengan berkembangnya sel kanker, berikut ini adalah ciri-ciri penyakit kanker ovarium stadium lanjut, yaitu:

  • Mual
  • Penurunan berat badan
  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Kurang napsu makan

Jika Anda mengalami kembung dan nyeri perut atau panggul yang berlangsung terus menerus selama beberapa minggu sebaiknya Anda lakukan pemeriksaan ke dokter secepatnya.

Penyebab Kanker Ovarium

Walaupun penyebab kanker indung telur belum diketahui dengan pasti namun ada faktor risiko yang menyebabkan perkembangan sel kanker ini, yaitu:

Sejarah Keluarga – Wanita yang memiliki saudara atau anggota keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker indung telur dibandingkan yang lainnya.

Untuk memastikannya, Anda dapat melakukan skrining genetik yang dapat menentukan apakah seseorang memiliki gen yang sama dengan penderita.

Umur – Pada umumnya kanker ovarium terjadi pada wanita di atas 65 tahun.

Jumlah Ovulasi – Ada hubungan antara jumlah ovulasi selama hidup dengan risiko terjadinya kanker indung telur

  • Wanita yang sering hamil akan memiliki risiko lebih rendah
  • Wanita yang tidak pernah menggunakan pil KB memiliki risiko lebih tinggi
  • Wanita yang mulai menstruasi di umur yang lebih muda dibandingkan rata-rata orang memiliki risiko lebih tinggi misalnya mulai haid di bawah umur 12 tahun.
  • Wanita yang mulai menopause di usia lebih lanjut dibandingkan rata-rata orang memiliki risiko lebih tinggi misalnya setelah umur 52 tahun.
  • Tidak pernah hamil

Terapi Kesuburan – Beberapa penelitan menemukan hubungan antara terapi kesuburan dan tingginya risiko kanker ovarium. Namun belum diketahui secaara pasti apakah hubungan tsb disebabkan oleh pengobatannya, ketidaksuburan orangnya, atau keduanya.

Kanker Payudara – Wanita yang didiagnosa memiliki kanker payudara memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kanker indung telur.

Terapi Penggantian Hormon – Jenis terapi ini dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Para ahli menyebutkan bahwa risiko akan meningkat bila terapi hormon ini dilakukan dalam jangka waktu lama namun dapat kembali normal bila terapi ini dihentikan.

Baca juga:   Fakta dan Mitos Seputar Benjolan di Payudara, Apakah Betul Tanda Kanker Payudara?

Kegemukan – Memiliki bobot tubuh yang melebihi normal akan meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium.

Endometriosis – Wanita yang mengalami endometriosis memiliki risiko 30% lebih tinggi terkena penyakit kanker ovarium dibandingkan wanita lainnya.

Penyebab Kanker Ovarium Lainnya

Yang menyebabkan kanker indung telur lainnya adalah merokok, menggunakan alat kontrasepsi / pencegah kehamilan IUD, dan sindrom ovari polisistik.

Cara Diagnosis Kanker Ovarium

Selain melakukan pemeriksaan pada rekam medik dan sejarah keluarga, dokter pun akan melakukan pemeriksaan pada organ kewanitaan untuk melihat adanya ketidaknormalan pada indung telur maupun rahim.

Pemeriksaan ini dapat mengetahui apakah jenis kanker ini betulan kanker ovarium, ataukah kanker rahim atau kanker serviks?

Setelah melakukan diagnosis kanker ovarium, dokter kemudian akan mengindentifikasi stadium dan tingkatan kanker yang terjadi yaitu berapa banyak penyebaran sel kanker yang terjadi dan bagaimana bentuk sel tsb apakah mirip sel normal atau sel ganas.

Dengan identifikasi stadium kanker yang terjadi maka dokter akan mampu memutuskan pengobatan kanker ovarium yang terbaik.

Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosa kanker ovarium, yaitu:

  • Tes darah
  • Ultrasound
  • Laparoskopi – dengan cara memasukkan selang yang ada kameranya melalui lubang kecil dari perut bagian bawah
  • Kolonoskopi – jika pasien mengalami pendarahan dari anus atau mengalami konstipasi maka cara ini dailakukan untuk memeriksa usus.
  • Abdominal fluid aspiration – dilakukan bila perut pasien bengkak. Adanya penumpukan cairan di perut dapat mengindikasikan bahwa kanker ovarium telah menyebar.
  • CT scan
  • MRI

Stadium Kanker Ovarium

  • Stadium 1: Kanker ditemukan di salah satu atau kedua indung telur
  • Stadium 2: Kanker telah menyebar ke bagian lainnya di panggul
  • Stadium 3: Kanker telah menyebar ke bagian perut
  • Stadium 4: Kanker telah ditemukan di luar perut seperti hati, ginjal, dll

Tindakan Pengobatan Kanker Ovarium

Langkah pengobatan kanker indung telur meliputi operasi, kemoterapi, kombinasi operasi dengan kemoterapi, dan kadang-kadang radioterapi.

Jenis pengobatan kanker indung telur ini dipilih tergantung dari beberapa faktor yaitu jenis kanker, stadium, dan kondisi kesehatan pasiennya.

Operasi

Operasi pengangkatan sel kanker ovarium merupakan langkah pengobatan yang umum dilakukan. Pada operasi ini diperlukan juga kedua ovarium, tuba falopi, rahim, kelenjar limfa di sekitarnya, dan omentum (yaitu jaringan lemak di perut) kecuali bila jenis kankernya masih sangat kecil.

Pada beberapa kasus, dengan operasi ini juga dilakukan histerektomi dimana wanita tsb akan mengalami menopause secepatnya dan tidak bisa hamil lagi.

Jika kanker tsb hanya menyerang salah satu ovarium maka hanya perlu dilakukan pengangkatan ovarium dan tuba falopi satu bagian saja. Dengan pengangkatan satu ovarium maka wanita masih mungkin hamil.

Dengan operasi ini maka Anda perlu opname 3-7 hari di rumah sakit dan waktu penyembuhan sekitar 4-6 minggu.

Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia / obat untuk menghancurkan sel kanker.

Jenis obat sitotoksik (meracuni sel kanker) dapat mencegah sel kanker membelah dan berkembang. Kemoterapi untuk kanker ovarium digunakan untuk menghilangkan sel kanker yang tidak dapat dihilangkan oleh operasi.

Langkah pengobatan kemoterapi untuk kanker ovarium biasanya diperlukan 3-6 sesi yang dilakukan setiap 3-4 minggu tiap sesinya untuk memberikan kesempatan tubuh pasien pulih terlebih dahulu. Jika sel kanker tsb muncul kembali, maka pemberian kemoterapi dapat diulang.

Pemantauan Kemoterapi

Beberapa tes seperti tes darah dan scan foto akan dilakukan untuk mengetahui kemoterapi berjalan sesuai harapan yaitu sel tumor semakin mengecil.

Jika sel kanker indung telur masih ada setelah pengobatan kemoterapi maka dokter pun akan mengganti terapi yang dilakukan.

Efek Samping Kemoterapi

Kemoterapi memang dimaksudkan untuk mencegah pembelahan sel kanker yang cepat namun masalahnya pembelahan sel normal yang cepat pun seperti sel darah merah, sel darah putih, dan sel folikel rambut juga terkena dampaknya.

Berikut ini adalah beberapa efek samping kemoterapi yang mungkin dialami. Namun tingkat keparahan dan jenis efek samping ini tergantung pada jenis obat dan kondisi kesehatan pasien.

  • Mual dan muntah-muntah
  • Diare
  • Rambut rontok
  • Hilang nafsu makan
  • Luka di mulut
  • Anemia
  • Infeksi karena jumlah sel darah putih berkurang (leukopenia)

Pada kebanyakan kasus, sel normal yang rusak akan memperbaiki diri sendiri secara cepat segera setelah proses pengobatan selesai dan efek samping pun akan hilang.

Terapi Tertarget

Pengobatan terbaru terus dikembangkan agar hanya membunuh sel kanker tertarget secara langsung.

Jenis pengobatan tertarget untuk kanker ovarium ini diantaranya adalah bevacizumab (Avastin) and olaparib (Lynparza).

Keuntungan menggunakan jenis pengobatan ini dibandingkan kemoterasi tradisional adalah jumlah kerusakan sel normal menurun sehingga mengurangi efek sampingnya.

Terapi Hormon

Terapi hormon dapat juga dilakukan untuk mencegah estrogen mencapai sel kanker. Memotong suplai hormon estrogen dapat menurunkan pertumbuhan sel kanker indung telur.

Radioterapi

Radioterapi merupakan jenis pengobatan yang jarang dilakukan untuk penyakit kanker indung telur. Alasannya karena kurang efektif.

Cara Pencegahan Kanker Ovarium

Langkah pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari dan mengurangi faktor risikonya:

  • Menjaga berat badan ideal yang sehat
  • Tidak merokok
  • Gunakan kontrasepsi oral seperti pil KB dalam jangka panjang setidaknya 10 tahun atau lebih
  • Gunakan aspirin

Itulah beberapa informasi seputar penyakit kanker ovarium. Semoga bermanfaat ..

Sumber Referensi:
www.medicalnewstoday.com/articles/159675.php; www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cancer/