Kanker rahim atau kanker uterus merupakan salah satu kanker organ kewanitaan yang umum terjadi. Jenis kanker ini dikenal juga sebagai kanker uterin atau kanker endometrium.

Secara global, penderita kanker rahim ini menduduki posisi keempat yang biasanya diderita oleh seorang wanita setelah kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker usus. Bila Anda seorang wanita, sebaiknya Anda waspada dan selalu hati-hati akan serangan kanker ini. Ingat, penanganan sedini mungkin dapat menyelamatkan Anda!

Setelah sebelumnya Anda diajak mengenal Penyakit Kanker Ovarium, maka pada kesempatan kali ini, SehatPlus.org mengajak pembaca semua untuk mengenali apa itu kanker rahim, penyebab, gejala, cara pencegahan, dan langkah pengobatan kanker endometrium ini.

penyakit kanker rahim

Apa Itu Kanker Rahim?

Rahim merupakan salah satu organ penting dalam sistem reproduksi wanita. Rahim memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang janin.

Kanker rahim adalah sebuah penyakit karena munculnya sel-sel abnormal di dalam organ rahim tsb. Pada umumnya, kanker rahim terjadi pada sel pembentuk dinding rahim / endometrium.

Itulah sebabnya jenis kanker ini sering dikenal juga sebagai kanker endometrium. Selain itu dapat juga menyerang otot sekitar rahim membentuk sarcoma uteri namun kasus ini jarang terjadi.

Gejala Kanker Rahim

Gejala kanker uterus yang paling umum adalah adanya pendarahan abnormal. Apa yang dimaksud dengan pendarahan abnormal? Yaitu jenis pendarahan yang dialami oleh seseorang yang telah menopause atau pendarahan tak biasa yang terjadi di antara siklus haid bulanan atau pendarahan dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya.

Perlu Anda ketahui, kebanyakan wanita yang telah menopause dan mengalami pendarahan abnormal biasanya didiagnosa kanker.

Bila Anda mengalami pendarahan yang tak biasanya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, walaupun tanda tsb belum tentu kanker rahim namun apa salahnya bila Anda melakukan tindakan pemeriksaan dini.

Selain pendarahan abnormal, berikut ini adalah tanda-tanda kanker rahim lainnya, yaitu:

  • Nyeri perut bagian bawah, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri saat berhubungan suami istri

Pada stadium lanjut, berikut ini adalah ciri-ciri kanker rahim lainnya, yaitu

  • Nyeri punggung, kaki, atau panggul
  • Hilang napsu makan
  • Kelelahan
  • Mual

Kapan Harus Memeriksakan Diri Ke Dokter?

Jika Anda mengalami pendarahan padahal Anda telah menopause, atau mengalami perubahan siklus menstruasi baik jumlahnya maupun frekuensinya, segeralah periksakan diri ke dokter.

Walaupun pendarahan abnormal ini tidak dapat dijadikan patokan sebagai gejala kanker rahim karena hanya 10% dari kasus pendarahan yang disebabkan oleh kanker ini, namun Anda tetap perlu memeriksakan diri, pasalnya gejala pendarahan abnormal dapat juga menjadi tanda-tanda penyakit serius lainnya, seperti:

  • Endometriosis, dimana jaringan dinding rahim ditemukan di luar rahim
  • Fibroid, yaitu pertumbuhan jaringan bukan kanker di dalam rahim
  • Polip pada dinding rahim
  • Kanker mulut rahim / kanker serviks

Seorang wanita biasanya didiagnosa memiliki kanker rahim setelah dokter melakukan pemeriksaan panggul, ultrasound, dan biopsi. Sementara untuk memastikan stadium kanker endometrium nya dilakukan biopsi, sinar X, CT scan atau MRI.

Baca juga:   Cara Mengatasi Sakit Pinggang Akut dan Kronis Yang Perlu Diketahui

Penyebab Kanker Rahim

Sebetulnya penyebab kanker endometrium belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor pemicu yang dapat meningkatkan perkembangan kanker ini.

Kanker terjadi dengan adanya mutasi pada struktur DNA pada sel yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang sel tsb. Jika pertumbuhan tsb tidak dapat dikendalikan maka terjadinya gumpalan jaringan yang disebut tumor. Jika dibiarkan maka kanker akan terus tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui darah dan sistem limfa.

Penyebab kanker rahim
Ilustrasi Kanker Rahim (diyhealth.com)

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko pemicu kanker rahim, yaitu:

  • Faktor Umur. Pada umumnya, kanker rahim terjadi pada wanita umum 40-74 tahun dan sampai saat ini hanya 1% kasus yang terjadi pada wanita di bawah umur 40 tahun.
  • Ketidakseimbangan hormon. Tingginya kadar hormon estrogen di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium. Estrogen adalah sebuah hormon yang mengatur sistem reproduksi wanita. Estrogen sendiri berperan dalam pelepasan sel telur dari ovarium dan memicu terjadinya pembelahan sel dinding rahim. Sementara hormon progesterone akan membuat dinding rahim “siap” menerima sel telur tsb. Secara normal, kadar estrogen dan progesteron ini akan berjumlah seimbang. Pada saat menopause, tubuh akan berhenti menghasilkan progesterone namun tetap melakukan produksi estrogen walaupun dalam jumlah sedikit. Akibatnya hormon ini akan memicu pembelahan sel dinding rahim dan meningkatkan risiko kanker rahim. Beberapa hal yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon diantaranya adalah kegemukan, diabetes, dan terapi penggantian hormon.
  • Wanita yang tidak pernah hamil memiliki faktor risiko lebih tinggi.
  • Wanita yang mengalami haid sebelum umur 12 tahun atau mengalami menopause di atas 55 tahun memiliki faktor risiko lebih tinggi.
  • Penggunaan obat tamoxifen dalam jangka panjang. Tamoxifen biasanya digunakan pada terapi kanker payudara.
  • Wanita yang memiliki keluarga yang menderita kanker rahim akan memiliki faktor risiko lebih tinggi.

Cara Mencegah Kanker Rahim

Ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara menurunkan faktor risikonya, yaitu:

  • Menjaga berat badan yang sehat
  • Menggunakan obat KB oral secara jangka panjang

Langkah Pengobatan Kanker Rahim

Terapi pengobatan kanker endometrium biasanya akan ditentukan tergantung dari stadium kanker itu sendiri.

Berikut ini adalah beberapa cara terapi kanker uterus,  yaitu:

  1. Histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim. Cara ini merupakan cara yang paling umum dilakukan untuk menyembuhkan kanker rahim pada stadium awal. Namun masalahnya dengan cara ini Anda tidak dapat lagi hamil. Jenis operasi ini pun biasanya melakukan pengangkatan ovarium / indung telur dan tuba falopi.
  2. Radioterapi atau kemoterapi. Cara ini juga kadang-kadang dilakukan selain operasi pengangkatan rahim.
  3. Terapi hormon. Cara ini biasanya dilakukan bila pasien belum menopause dan masih memiliki keinginan untuk hamil.

Walaupun pasien sudah memasuki kanker rahim stadium lanjut atau kemungkinan untuk sembuh adalah sangat kecil, langkah pengobatan di atas masih dapat mengurangi gejala dan memperpanjang waktu hidup pasien.

Itulah beberapa informasi seputar kanker rahim yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat …

Sumber Referensi:
www.nhs.uk/Conditions/Cancer-of-the-uterus/ www.medicinenet.com/uterine_cancer/article.htm