Mungkin Anda sering mendengar istilah stroke / struk. Istilah ini menggambarkan suatu kondisi yang menyerang otak dimana aliran darah ke otak terhambat. Kondisi ini adalah suatu darurat medis yang memerlukan penanganan medis segera. Terlambat menangani penderita akan berakibat fatal. Perlu Anda ketahui, penyakit struk ini merupakan gangguan kesehatan pembunuh terbanyak di Indonesia dan bahkan setidaknya 1 orang meninggal setiap 40 detik karena penyakit ini di Amerika Serikat.
Penanganan stroke yang tepat dan segera merupakan kunci penting untuk mengurangi kerusakan otak dan kematian. Tentu saja melakukan pencegahan penyakit struk akan jauh lebih baik. Namun masalahnya masih banyak yang belum mengerti dengan gangguan kesehatan yang satu ini, apa saja gejalanya dan bagaimana cara penanganan pertamanya. Oleh karena itu agar lebih banyak jiwa yang terselamatkan, sudah sebaiknya Anda menambah wawasan mengenai kondisi medis yang satu ini.
Jenis Stroke
Struk terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang, akibatnya otak tidak mendapatkan suplai oksigen atau nutrisi yang cukup, selanjutnya sel otak pun mulai rusak dan mati.
Pengobatan stroke akan berbeda tergantung pada tipe struk itu sendiri. Setidaknya ada 2 jenis penyakit struk, yaitu:
- Stroke Iskemik, merupakan jenis penyakit struk yang paling banyak diderita, terjadi saat ada sumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri.
- Stroke Hemoragik, terjadi ada pendarahan pada otak karena pecahnya pembuluh darah atau sebagai akibat aneurisme ataupun arteriovenous malformation (AVM).
- Transient ischemic attack (TIA) disebut juga dengan penyakit stroke ringan, terjadi karena aliran darah gagal mencapai bagian otak namun aliran darah akan normal kembali dalam waktu singkat.
Faktor Risiko dan Penyebab Stroke
Setiap jenis struk akan memiliki penyebab yang berbeda pula. Namun secara umum, struk seringkali terjadi pada orang-orang yang memiliki faktor risiko sebagai berikut:
- Kelebihan berat badan / kegemukan
- Usia 55 tahun atau di atasnya
- Orang yang pernah atau memiliki riwayat keluarga yang struk
- Gaya hidup kurang aktif / tidak aktif, kurang gerak, dll
- Biasanya merokok atau menggunakan alkohol
Penyebab Stroke Iskemik
Jenis penyakit struk ini disebabkan oleh penyumbatan ataupun penyempitan arteri sehingga suplai darah ke otak terhambat ataupun terhenti yang dapat menyebabkan kerusakan sel otak.
Penyumbatan arteri seringkali disebabkan oleh adanya gumpalan darah yang terbentuk di arteri otak ataupun di pembuluh darah lainnya yang kemudian terbawa dan menyumbat pembuluh darah arteri di otak yang mengalami penyempitan.
Selain itu, tumpukan lemak dalam arteri yang dikenal dengan istilah plak pun dapat menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi iskemia.
Penyebab Stroke Hemoragik
Jenis penyakit struk ini disebabkan oleh adanya kebocoran atau adalah pembuluh darah arteri dalam otak yang terbuka sehingga menyebabkan pendarahan otak.
Pendarahan ini akan menyebabkan tekanan pada sel otak dan merusakannya. Selain itu, kondisi ini pun dapat menurunkan jumlah aliran darah yang dapat mencapai jaringan otak lainnya.
Pecahnya pembuluh darah otak dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti hipertensi, trauma / cidera, pengobatan pengencer darah, dan aneurisme (kondisi lemahnya dinding pembuluh darah).
Penyebab Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA merupakan jenis stroke yang berbeda dengan kedua tipe struk di atas karena aliran darah ke otak hanya terganggu sebentar saja. TIA sebetulnya mirip dengan struk iskemik yaitu disebabkan adanya gumpalan darah atau gumpalan lain yang menyumbat pembuluh darah arteri otak.
Walaupun gejala penyakit stroke ringan ini hanya sementara namun tetap perlu diperlakukan sebagai darurat medis karena justru merupakan tanda dan gejala stroke awal yang nantinya dapat muncul kembali dan kondisi inipun sebagai pertanda adanya sumbatan di jantung.
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), setidaknya 1/3 dari orang yang mengalami gejala penyakit stroke ringan / TIA akan mengalami stroke dalam setahun bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Dan sebanyak 10-15%nya justru akan mengalami stroke dalam waktu 3 bulan saja sejak gejala TIA muncul.
Tanda dan Gejala Stroke
Ciri-ciri dan gejala struk seringkali muncul tanpa diduga. Berikut ini adalah beberapa gejala utama penyakit struk, yaitu:
- Kebingungan seperti sulit bicara atau sulit memahami.
- Sakit kepala yang biasanya mempengaruhi kedaran dan muntah-muntah.
- Mati rasa atau tidak mampu menggerakan sebagian wajah, lengan, kaki terutama pada sebagian sisi tubuh.
- Gangguan penglihatan pada 1 atau kedua mata.
- Sulit berjalan, pening dan kurangnya koordinasi anggota tubuh.
Penyakit struk dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang. Tergantung seberapa cepat penyakit ini didiagnosa dan ditangani, pasien tsb dapat mengalami disabilitas sementara ataupun permanen setelah serangan struk.
Selain itu, pasien struk dapat juga mengalami:
- Gangguan mengontrol kandung kemih dan usus besar.
- Depresi.
- Nyeri pada tangan dan kaki yang dapat memburuk saat digerakkan ataupun ada perubahan suhu.
- Paralisis atau lemahnya satu sisi atau kedua sisi tubuh.
- Kesulitan mengontrol atau mengungkapkan emosi.
Apa Yang Harus Dilakukan Bila Menemukan Gejala Stroke?
Tanda dan gejala stroke dapat bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Untuk mempermudah mengenali gejalanya, berikut ini adalah beberapa poin penting untuk mempermudahnya:
- Turunnya wajah: saat mencoba senyum, apakah ada salah satu bagian wajah yang turun?
- Lemasnya lengan: saat mencoba mengangkat kedua lengan, apakah ada salah satunya yang tetap di bawah?
- Sulit bicara: saat mencoba mengulang kata yang mudah, apakah terdengar tidak jelas atau aneh?
Saat salah satu jawaban dari 3 pertanyaan di atas adalah iya, segeralah bawa pasien ke IGD terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mendiagnosa Stroke
Tanda dan gejala struk biasanya berlangsung cepat dan terjadi sebelum orang tsb sampai di rumah sakit untuk diagnosis yang tepat.
Untuk mendapatkan diagnosis dan tindakan pengobatan yang tepat, pasien sebaiknya sudah ada dalam penanganan rumah sakit dalam 3 jam setelah tanda dan gejala stroke pertama muncul.
Ada beberapa jenis pengujian diagnostik untuk memastikan jenis stroke yang terjadi, yaitu:
- Uji fisik: Dokter akan bertanya mengenai gejala yang muncul dan riwayat medis pasien. Selain itu akan dilakukan pengukuran tekanan darah, mendengarkan arteri karotid di leher, dan memeriksa pembuluh darah di belakang mata bila ada indikasi penggumpalan darah.
- Tes darah: Dilakukan untuk mengetahui seberapa cepat penggumpalan darah terjadi dan mengetahui kadar zat tertentu dalam darah seperti faktor pembekuan darah dan apakan ada infeksi atau tidak.
- CT scan: Untuk melihat adanya pendarahan, stroke, tumor, atau kondisi lainnya dalam otak.
- MRI scan: Untuk melihat apakan ada kerusakan jaringan otak.
- Carotid ultrasound: Untuk memeriksa aliran darah di arteri karotid dan melihat apakah ada plak.
- Cerebral angiogram: Pewarna akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah otak sehingga terlihat di bawah sinar X. Pengujian ini akan memberikan informasi mengenai kondisi otak dan pembuluh darah di leher.
- Echocardiogram: Untuk mendapatkan gambaran kondisi jantung dan memeriksa apakah ada sumber gumpalan yang dapat berjalan ke otak dan menyebabkan struk.
Pengobatan dan Penanganan Stroke
Memastikan jenis stroke yang menyerang sangatlah penting karena penangan stroke yang tepat harus sesuai dengan jenisnya, lebih dari itu penangan struk karena salah diagnosa jenis struk justru akan membahayakan.
Cara Pengobatan Stroke Iskemik
Penyebab struk iskemik adalah penyumbatan ataupun penyempitan arteri. Dengan demikan penangan struk ini adalah dengan mengembalikan aliran darah yang cukup pada otak.
Pengobatan stroke akan dimulai dengan pemberian obat untuk memecahkan gumpalan atau mencegah gumpalan lainnya terbentuk. Biasanya akan diberikan aspirin ataupun injeksi TPA (tissue plasminogen activator). Pemberian TPA ini sangat efektif untuk melarutkan sumbatan namun perlu diberikan dalam bentuk injeksi setidaknya 4.5 jam setelah tanda dan gejala stroke muncul.
Tindakan operasi bisa saja dilakukan untuk melepaskan plak yang dapat menyumbat aliran darah atapun memasang stent untuk mencegah penyempitan arteri kembali.
Cara Penanganan Stroke Hemoragik
Penyebab stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak sehingga terjadi pendarahan di otak. Penangan struk ini adalah dengan mengendalikan pendarahan dan menurunkan tekanan dalam otak.
Pengobatan stroke akan dimulai dengan pemberiaan obat untuk menurunkan tekanan darah di otak, mencegah kejang, dan mencegah tegangnya pembuluh darah.
Jika penderita sedang menggunakan obat pengencer darah atau anti pembekuan darah, maka dapat diberikan obat untuk mengatasi efek dari obat-obatan tsb atau transfusi darah untuk menghindari banyaknya kehilangan darah.
Tindakan operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah seperti memasang klem kecil untuk menghentikan pendarahan dan mencegah pecahnya pembuluh darah.
Pemulihan dan Perawatan Stroke
Struk merupakan kejadian yang dapat mengubah kehidupan seseorang baik secara fisik maupun emosional. Untuk memulihkan kondisi seseorang yang telah mengalami serangan struk biasanya diperlukan terapi, sbb:
- Terapi bicara, agar komunikasi antara pasien dan orang terdekat dapat lebih dimengerti.
- Terapi fisik, penting sekali untuk tetap aktif walupun terasa sulit pada saat pertama kali.
- Terapi okupasi, untuk membantu pasien memperbaiki kemampuannya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari seperti menulis, makan, mandi, memakai baju, membaca, dll.
- Grup pendukung, dengan berbagi pengalaman dan informasi dengan orang-orang yang pernah mengalami struk sehingga dapat memperbaiki kondisi mental paska struk.
- Dukungan dari teman dan keluarga. Orang terdekat dengan pasien sebaiknya menawarkan bantuan dan memberikan kenyamanan pada pasien.
Rehabilitasi / perawatan paska struk merupakan proses yang penting dalam penanganan stroke itu sendiri. Tergantung pada tingkat keparahan, dengan bantuan dari orang-orang terdekat justru sangat dimungkinkan mampu mengembalikan kondisi pasien ke kehidupan normal lagi.
Pencegahan Stroke
Cara mencegah struk yang paling baik adalah mencegah penyebabnya. Dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat merupakan jalan yang efektif, seperti:
- Makan makanan yang sehat seperti memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian, membatasi konsumsi garam, membatasi konsumsi lemak dan minyak.
- Menjaga berat badan sehat
- Olahraga secara teratur
- Tidak merokok
- Tidak konsumsi alkohol
Selain itu untuk yang memiliki riwayat darah tinggi, diabetes atau sedang menderita gangguan tidur sleep apnea sebaiknya melakukan penanganan atau pengobatan penyakitnya.
Nah itulah informasi jenis, penyebab, tanda dan gejala, pengananan dan pengobatan, dan tindakan pencegahan stroke. Jangan anggap sepele tanda struk yang muncul. Segera bawa pasien ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat …