Kanker payudara / breast cancer / kanker mamae merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi karena kanker di Indonesia, bahkan di dunia. Salah satu cara mencegah kanker payudara adalah dengan deteksi gejala awal dan melakukan pengobatan sedini mungkin.
Penyebab Kanker Payudara
Sampai saat ini para ahli belum yakin benar apa penyebab kanker payudara ini. Masalahnya, penyebab kanker tsb sangat sulit disimpulkan, sesuatu yang dapat menyebabkan kanker pada seseorang namun belum tentu menyebabkan kanker yang sama pada orang lain.
Walaupun demikian, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kanker / tumor payudara pada wanita, yaitu:
1.Faktor Usia
Semakin bertambahnya umur seorang wanita maka risiko terkena kanker payudara semakin tinggi. Sekitar 80% kejadian kanker ini terjadi pada usia 50 tahun atau di atasnya setelah wanita tsb mengalami menopause.
2. Faktor Genetika
Walaupun kanker bukanlah penyakit menular dan umumnya bukan pula penyakit keturunan, namun seseorang akan memiliki risiko lebih tinggi bila ada keluarga yang mengalami kasus yang sama. Wanita yang memiliki saudara atau keluarga penderita kanker ovarium atau payudara biasanya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara dan / atau kanker ovarium. Gen tsb dapat diturunkan ke anaknya. Selain itu ada gen lain yaitu TP53 yang juga berkaitan erat dengan risiko kanker mamae.
3. Pernah Mengalami Kanker Payudara
Wanita yang pada masa hidupnya pernah menderita penyakit kanker mamae memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini lagi dibandingkan wanita yang tidak menderita penyakit ini sebelumnya.
4. Memiliki Benjolan di Payudara
Wanita yang memiliki benjolan di payudara walaupun benjolan tsb bersifat jinak biasanya benjolan tsb akan berubah menjadi kanker beberapa tahun kemudian.
5. Kepadatan Jaringan Payudara
Wanita yang memiliki payudara lebih padat memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
6. Paparan Estrogen
Wanita yang mendapatkan haid terlalu awal (terlalu muda) atau terlambat mengalami menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Alasannya karena tubuh wanita tsb terkena paparan hormon estrogen lebih lama / lebih panjang. Estrogen merupakan hormon yang mulai muncul saat menstruasi pertama kali dan berkurang sedikit demi sedikit setelah menopause.
7. Kegemukan
Wanita yang mengalami kegemukan setelah menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Para ahli menyebutkan bahwa terdapat kadar estrogen pada wanita menopause gemuk yang lebih tinggi. Dan seperti yang dipaparkan di atas, paparan estrogen merupakan salah satu faktor risiko pemicu kanker mamae.
8. Tinggi Badan
Selain berat badan, ternyata tinggi badan pun merupakan salah satu faktor risiko loh. Wanita yang memiliki tinggi badan lebih tinggi dibandingkan rata-rata memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kanker payudara ini.
9. Konsumsi Alkohol
Semakin banyak alkohol yang diminum seorang wanita maka semakin tinggi pula risiko terkena kanker payudara. Karena banyaknya efek negatif dari alkohol ini selain memang jelas diharamkan untuk Anda yang muslim, sebaiknya hindari konsumsi alkohol ya ..
10. Terpapar Radiasi
Radiasi sinar-X dan CT scan dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara pada wanita. Hasil penelitian menyebutkan, wanita yang mendapatkan terapi radiasi untuk penyembuhan kanker di daerah dadanya sejak kecil memiliki risiko terkena kanker mamae lebih tinggi.
11. Terapi Penggantian Hormon
Terapi penggantian hormon (HRT / Hormone Replacement Therapy) biasanya digunakan untuk mengurangi gejala menopause yang terjadi. Namun masalahnya terapi sulih hormon ini baik dalam bentuk kombinasi ataupun hanya estrogen memiliki efek samping dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudaran dimana bentuk kombinasi memiliki faktor risiko lebih tinggi.
12. Pekerjaan Tertentu
Para peneliti dari Francis menemukan bahwa wanita yang bekerja di malam hari sampai kehamilan pertamanya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Jadi hati-hati yang bekerja shift malam ya …
Selain itu, peneliti dari Kanada menemukan bahwa pekerjaan tertentu yang menyebabkan tubuh mengalami kontak dengan zat karsinogen dan pengganggu endrokrin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Contohnya yang bekerja di pabrik plastik, pengalengan makanan, dll.
13. Implan Kosmetik
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal, wanita yang menggunakan kosmetik yang “ditanam” di dada / payudaranya dan terkena kanker memiliki risiko kematian lebih awal dibandingkan wanita lainnya. Alasannya karena susuk kosmetik tsb menghalangi pemeriksaan sehingga menyulitkan deteksi dini kanker stadium awal menggunakan mammogram.
Fakta Menarik Seputar Penyebab Kanker Payudara
1.Tidak Menyusui Anaknya
Ada wanita yang telah melahirkan tapi tidak menyusui anaknya dengan alasan tertentu. Padahal selain dapat membangun ikatan yang lebih baik antara ibu dan anak, ternyata menyusui pun dapat menurunkan risiko kanker payudara sebanyak 30% loh.
2. Konsumsi Gula Tinggi
Anda suka makanan & minuman yang manis-manis? Bila iya sebaiknya Anda hati-hati! Masalahnya konsumsi gula berlebih tak hanya memicu penambahan berat badan namun dapat juga meningkatkan risiko kanker payudara dan mempercepat penyebaran kanker tsb ke paru-paru.
3. Alkohol Memicu Gen Penyebab Kanker Payudara
Selain meningkatkan faktor risiko terjadinya kanker, konsumsi alkohol pun dapat meningkat resiko kambuhnya kanker pada wanita. Peneliti juga menemukan hubungan antara alkohol, estrogen, dan gen penyebab kanker.
Apa Itu Kanker Invasif dan Non-Invasif?
Kanker payudara invasif artinya sel kanker telah pecah dari dalam lobulus atau saluran susu dan keluar menyerang jaringan terdekat lainnya. Pada jenis kanker ini, sel kanker dapat tersebar ke kelenjar getah bening dan menyebabkan kanker metastasis ke organ lainnya seperti tulang, hati, atau paru-paru.
Sel kanker ini dapat menyebar melalui sistem peredaran darah atau sistem limfatik.
Kanker payudara non-invasif artinya sel kanker masih ada di tempatnya dan belum pecah keluar. Karsinoma lobulus dimana sel kanker masih ada di dalam lobulus, sementara karsinoma ductal adalah ketika sel kanker masih ada di saluran air susu.
Cara Mendiagnosa / Mengetahui Kanker Payudara
Wanita biasanya didiagnosa terkena breast cancer setelah melakukan pemeriksaan rutin atau setelah deteksi dini gejala kanker payudara dan memeriksakannya ke dokter.
Anda sebaiknya mengetahui apa saja ciri-ciri kanker pada wanita ini.
Gejala kanker payudara diantaranya adalah adanya benjolan, perubahan bentuk, perubahan ukuran, adanya darah / cairan keluar dari puting.
Saat memeriksakan diri ke dokter, dokter umum biasanya akan melakukan pememeriksaan fisik lalu merujuk pasien ke dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Berikut ini adalah beberapa posedur pengujian kanker payudara:
1.Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa payudara pasien, memeriksa benjolan dan ketidaknormalan lainnya seperti masuknya puting susu ke dalam, keluarnya cairan dari puting, atau adanya perubahan bentuk. Pasien akan diminta duduk / berdiri dengan beberapa posisi lengan seperti lengan di atas kepala dan di samping.
2. Sinar X (Mammogram)
Pengujian tsb umum digunakan untuk pemeriksaan kanker payudara. Terdapat kontroversi dalam penggunaan mammogram ini. Ada yang setuju pemeriksaan mammogram dimulai saat umur 40 tahun, ada juga yang menyebutkan umur 50 tahun adalah terbaik, namun ada juga yang lebih setuju mammogram sebaiknya hanya dilakukan untuk pemeriksaan rutin orang yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara.
Perlu Anda ketahui, hasil pemeriksaan mammogram pun dapat memberikan hasil palsu sehingga wanita harus mengalami biopsi dan pengangkatan tumor tak berbahaya yang sebetulnya tidak diperlukan.
3. Kombinasi Mammogram 2D dengan 3D
Dengan adanya kasus hasil palsu pada mammogram biasa, maka digunakanlah mammogram 3D yang bila dikombinasikan dengan mammogram 2D biasa dapat menurunkan hasil palsu tsb.
4. USG
Ultrasound pada payudara dapat membantu dokter menyimpulkan apakah benjolan atau gejala ketidak normalan pada payudara merupakan massa padat atau berupa kista yang berisi cairan.
5. Biopsi
Cara pemeriksaan kanker payudara ini dilakukan dengan mengambil jaringan sampel misalnya mengambil benjolan lalu dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisa. Laboratorium akan menentukan apakan benjolan tsb bersifat kanker, memastikan jenis kanker, dan stadiumnya, apakah termasuk kanker payudara stadium awal, stadium 2, stadium 3, ataupun stadium 4.
6. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Pada Payudara
Pada pemeriksaan kanker payudara ini, pewarna khusus akan disuntikkan pada pasien lalu dilakukan pemeriksaan penyebaran warna tsb di dalam tubuh. Pemeriksaan ini akan membantu dokter memastikan penyebaran kanker.
Penentuan Stadium Kanker Payudara
Penentuan stadium kanker ini bertujuan untuk mengambarkan penyebaran kanker di tubuh pasien, apakah termasuk jenis kanker invasif atau non-invasif, seberapa besar tumor tsb, apakah ada kaitannya dengan kelenjar getah bening, apakah sudah menyebab ke bagian tubuh lainnya? Dari data-data tsb maka dokter dapat menyimpulkan apakan kanker yang diderita termasuk kanker payudara stadium 4, 3, 2, ataupun stadium awal.
Penentuan stadium kanker ini sangatlah penting karena menentukan terapi pengobatan yang diperlukan.
Penentuan stadium kanker ini dapat dilakukan setelah diagnose kanker selesai dilakukan. Untuk menentukan stadium tsb, dokter dapat melakukan beberapa tes pengujian, seperti tes darah, mammogram, sinar-X, scan tulang, CT scan, atau PET scan.
Pengobatan Kanker Payudara
Tim dokter dari berbagai bidang seperti onkologis, radiologis, ahli bedah kanker, perawat, patologis, akan berdiskusi dan menentukan terapi pengobatan kanker payudara yang tepat.
Berikut ini adalah beberapa faktor pertimbangan dalam menentukan pengobatan kanker payudara yang tepat, yaitu:
- Jenis kanker
- Stadium kanker – berapa besar tumor, apakah sudah menyebar atau belum, apakah termasuk kanker payudara stadium 3, 2, 1 ataupun 4
- Apakah sel kanker sensitif terhadap hormon atau tidak
- Kondisi kesehatan pasien secara umum
- Umur pasien – apakah sudah menopause
- Pilihan pasien sendiri
Jenis terapi pengobatan kanker payudara meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi biologi (menggunakan terapi obat tertarget), dan terapi hormon.
Operasi
- Lumpektomi merupakan jenis operasi pengangkatan tumor dan sedikit jaringan sehat di sekelilingnya. Jenis operasi ini sangat disarankan untuk terapi pengobatan kanker payudara terutama bila ukuran tumor masih kecil dan ahli bedah yakin sangat mudah memisahkan tumor tsb dari jaringan sekitarnya.
- Mastektomi merupakan jenis operasi pengangkatan payudara. Mastektomi sederhana meliputi pengangkatan lobulus, saluran ASI, jaringan berlemak, puting susu, areola, dan beberapa kulit. Sementara pada mastektomi radikal sealing pengangkatan jaringan yang tadi juga meliputi pengangkatan otot pada dinding dada serta kelenjar getah bening di ketiak.
- Biopsi kelenjar sentinel dilakukan dengan mengangkat kelejar limfa tsb. Alasannya karena bila kanker tsb telah mencapai kelenjar getah bening maka sel kanker akan lebih mudah menyebar ke organ tubuh lain melalui sistem limfatik.
- Pemotongan kelenjar limfa di ketiak dilakukan jika kelenjar sentinel telah terkena kanker maka diperlukan juga pemotongan beberapa kelenjar limfa di ketiak.
- Operasi pembentukan buah dada merupakan serangkaian operasi untuk membentuk payudara yang mirip dengan aslinya. Jadi setelah mastektomi dilakukan operasi ini agar penampilan pasien tidak terganggu. Untuk operasi ini biasanya ahli bedah akan menggunakan implan buah dada atau jaringan lain dari tubuh pasien.
Radioterapi
Setelah melakukan operasi biasanya dilakukan radioterapi untuk pengobatan kanker payudara yang dimaksudkan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa. Selain radiasi, biasanya dilakukan juga kemoterapi.
Biasanya, terapi radiasi dilakukan 1 bulan setelah operasi atau setelah kemoterapi. Sesi terapi pengobatan kanker payudara ini biasanya dilakukan 3-5 kali dalam seminggu dalam waktu 3-6 bulan.
Jenis terapi radiasi yang dipilih akan sangat tergantung pada jenis kanker / tumor payudara. Pada beberapa kasus, radioterapi tidak diperlukan.
Terapi radiasi meliputi:
- Terapi radiasi payudara dilakukan setelah operasi lempektomi dengan cara menyinari jaringan payudara yang tersisa.
- Terapi radiasi dinding dada dilakukan setelah operasi mastektomi.
- Breast boost dilakukan dengan menggunakan radiasi dosis tinggi pada bagian dimana jaringan tumor diangkat. Penampakan payudara dapat berubah terutama bila payudara pasien besar.
- Terapi radiasi kelenjar limfa dilakukan dengan menyinari ketiak dan bagian sekitar untuk menghancurkan sel kanker yang telah menyebar ke kelenjar limfa.
- Breast brachytherapy dilakukan setelah operasi lumpektomi dalam waktu 5 hari. Terapi ini sangat efisien sebagai terapi pengobatan kanker payudara stadium awal.
Efek samping terapi radiasi antara lain kelelahan, limfedema, kulit payudara menggelap dan mengalami iritasi kulit.
Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat sitotoksik yang digunakan untuk membunuh sel kanker. Para dokter onkologis akan menyarankan penggunaan kemoterapi sebagai terapi pengobatan kanker payudara bila pasien memiliki risiko tinggi akan kambuhnya kanker atau kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Teknik terapi ini disebut sebagai kemoterapi adjuvant.
Jika tumor berukuran besar, maka kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk mengecilkan ukuran tumor sehingga memudahkan dalam pengangkatannya. Terapi ini disebut juga sebagai kemoterapi neo-adjuvan.
Kemoterapi juga dilakukan sebagai terapi pengobatan kanker payudara bila sel kanker telah menyebar (mengalami metastasis). Kemoterapi sangat berguna untuk mengurangi / meredakan gejala kanker.
Kemoterapi juga dapat membantu menghentikan produksi estrogen dimana hormon ini dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Efek samping kemoterapi berupa mual, muntah, hilang nafsu makan, lelah, luka di mulut, rambut rontok, dan mudah terkena infeksi. Walaupun demikian, kebanyakan efek samping kemoterapi ini dapat diredakan dengan obat yang diresepkan dokter. Efek samping kemoterapi lainnya adalah menyebabkan menopause dini atau pada umur 40 tahunan sudah mengalami menopause.
Terapi Hormon
Jenis terapi blokade hormon digunakan sebagai terapi pengobatan kanker payudara bagi pasien yang sensitif terhadap hormon. Tujuan terapi ini adalah mencegah munculnya kembali kanker, biasanya dilakukan setelah operasi, namun dapat pula dilakukan sebelumnya untuk mengecilkan tumor.
Jika dengan alasan kesehatan, pasien tidak dapat melakukan operasi, kemoterapi ataupun radioterapi, maka terapi hormon merupakan satu-satunya terapi pengobatan kanker payudara yang dapat dilakukan.
Namun perlu Anda ketahui, terapi hormon ini tidak akan memberikan efek apapun pada pasien kanker yang tidak sensitif pada hormon.
Terapi hormon biasanya berakhir 5 tahun setelah operasi.
Jenis pengobatan terapi hormon yang biasanya digunakan adalah:
- Tamoxifen dapat mencegah pengikatan estrogen. Efek sampin terapi tamoxifen meliputi perubahan siklus bulanan, panas, kenaikan berat badan, sakit kepala, mual, muntah, lelah, nyeri otot.
- Aromatase inhibitor digunakan pada wanita menopause. Obat ini dapat menghambat aromatase. Aromatase sendiri dapat membantu produksi estrogen setelah menopause. Efek samping obat ini meliputi mual, muntah, lelah, ruam kulit, sakit kepala, nyeri tulang, nyeri sendi, kehilangan lib1do, berkeringat, panas.
- Ablasi atau supresi ovarium dilakukan pada wanita sebelum menopause untuk menghentikan produksi estrogren. Ablasi sendiri dapat dilakukan melalui operasi atau terapi radiasi. Setelah ablasi, ovarium wanita tidak akan berfungsi lagi dan wanita tsb akan mengalami menopause dini.
- LHRHa (luteinising hormone-releasing hormone agonist) disebut juga Gosorelin dapat menekan fungsi ovarium. Selama masa terapi pengobatan kanker payudara tsb, wanita akan berhenti mengalami menstruasi namun setelah terapi dihentikan wanita akan mengalami siklus bulanan lagi kecuali pada wanita dengan umur 50 tahun ke atas. Efek samping obat ini adalah perubahan mood, gangguan tidur, berkeringat, panas.
Pengobatan Biologi Tertarget
- Trastuzumab (Herceptin) dapat menghancurkan sel kanker yang memiliki protein HER2. Beberapa sel kanker payudara menghasilkan HER2 dalam jumlah banyak.Efek samping obat ini meliputi ruam kulit, sakit kepala, dan / atua kerusakan jantung.
- Lapatinib (Tykerb) juga menargetkan protein the HER2. Jenis terapi kanker payudara ini juga dapat digunakan pada kasus kanker metastasis. Obat ini biasanya digunakan bila pengobatan menggunakan Herceptin tidak memberikan efek yang baik. Efek samping obat ini meliputi nyeri pada tangan, nyeri pada kaki, ruam kulit, luka di mulut, kelelahan, diare, muntah, dan mual.
- Bevacizumab (Avastin) dapat menghentikan sel kanker menarik pembuluh darah baru sehingga sel tumor akan kekurangan pasokan makanan dan oksigen. Efek samping obat ini meliputi gagal jantung, hipertensi, kerusakan ginjal, kerusakan jantung, penggumpalan darah, sakit kepala, luka di mulut. Namun pada tahun 2011, FDA (Pengawas Obat di Amerika) melarang penggunaan Avastin karena tidak efektif dan tidak aman sebagai terapi pengobatan kanker payudara.
- Aspirin dosis rendah dapat mencegah pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Walaupun demikian perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya sebagai penngobatan kanker payudara pada manusia.
Cara Mencegah Kanker Payudara
Beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan risiko terkena kanker / tumor payudara, yaitu:
- Stop minum alkohol
- Olahraga dan melakukan aktivitas fisik – Olahraga 5 kali dalam seminggu dapat menurunkan risiko kanker dan terus “aktif” dapat membantu meraih berat badan sehat selain merupakan cara mencegah kanker payudara.
- Diet sehat dan seimbang – Memperbanyak konsumsi buah dan sayur, menghindari junk food, memperbanyak konsumsi ikan (seperti tuna, salmon, sarden) dapat menurunkan risiko kanker.
- Membatasi terapi hormon setelah menopause – Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter mengenai pro-kontra nya.
- Menjaga berat badan sehat – selain merupakan cara mencegah kanker payudara juga dapat membantu menjaga penampilan tetap menarik.
- Cara mencegah kanker payudara pada wanita dengan risiko tinggi adalah dengan terapi obat untuk blokade estrogen (seperti tamoxifen dan raloxifen, namun ingat efek samping tamoxifen dapat meningkatkan risiko kanker uterin). Selain terapi obat, operasi pengangkatan payudara seperti yang dilakukan Angelina Jolie merupakan pilihan cara mencegah kanker payudara yang memiliki risiko tinggi.
- Deteksi dini gejala kanker payudara – selain melakukan SADARI, wanita juga dapat berkonsultasi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kanker di klinik ataupun rumah sakit.
- Menyusui – seperti yang telah diulas di atas, selain dapat memperbaiki hubungan emosi antara bayi dan ibunya, menyusui pun merupakan salah satu cara mencegah kanker payudara.
Nah itulah beberapa informasi seputar penyebab, gejala, cara mendiagnosa, terapi pengobatan, dan cara mencegah kanker payudara yang perlu diketahui. Semoga informasi di atas bermanfaat …